
Apakah kamu merasa sulit tidur karena terus-menerus memikirkan berbagai hal? Atau mungkin kamu sering terbangun tengah malam dengan hati berdebar? Jika iya, bisa jadi kamu mengalami kecemasan dan hal tersebut bisa saja menyebabkan insomnia.
Kecemasan adalah respons alami tubuh terhadap stres. Biasanya, perasaan ini muncul sebagai rasa khawatir, gugup, atau takut akan sesuatu yang belum terjadi.
Dalam beberapa kasus, kecemasan dapat berubah menjadi gangguan kecemasan jika perasaan tersebut berlangsung dalam waktu lama (lebih dari 6 bulan) dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Insomnia, di sisi lain, adalah gangguan tidur yang membuat seseorang sulit untuk:
- Tertidur dengan cepat
- Tetap tertidur sepanjang malam
- Bangun terlalu cepat tanpa rasa segar
- Mengalami kelelahan sepanjang hari meskipun sudah tidur
Kedua kondisi ini sering kali saling memengaruhi, menciptakan lingkaran setan yang membuat masalah semakin kompleks.
{getToc} $title={Daftar Isi}
Bagaimana Kecemasan dan Insomnia Berkaitan?
Penelitian menunjukkan bahwa hampir 36% orang dengan gangguan kecemasan juga mengalami insomnia. Hubungan antara kecemasan dan insomnia adalah dua arah, artinya:
Kecemasan menyebabkan insomnia. Ketika pikiran dipenuhi kekhawatiran, tubuh berada dalam keadaan 'waspada'. Hal ini membuat sulit untuk rileks dan tertidur.
Insomnia memperburuk gejala kecemasan. Kehilangan kualitas tidur dapat mengganggu kemampuan otak untuk mengelola emosi, sehingga meningkatkan tingkat kecemasan.
Dampak Tidur pada Kesehatan Mental
Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Jika seseorang kurang tidur, kemampuan berikut dapat terganggu:
- Membuat keputusan yang baik
- Memecahkan masalah
- Mengendalikan emosi
- Belajar dan memusatkan perhatian
Kekurangan tidur jangka panjang bisa memperparah gejala kecemasan, stres, bahkan depresi.
Tanda-Tanda Kamu Mengalami Kecemasan dan Insomnia
Jika kamu mengalami beberapa tanda berikut, kemungkinan besar kecemasan dan insomnia sedang memengaruhi hidupmu:
- Kamu sering merasa khawatir saat mencoba tidur, sering memikirkan pekerjaan, hubungan, atau masalah pribadi.
- Kamu kesulitan tidur meskipun tubuhmu terasa lelah secara fisik.
- Tidurmu sering terganggu, seperti sering bangun tengah malam atau pagi hari.
- Kamu merasa lesu, mudah marah, atau sulit berkonsentrasi karena kurang tidur.
Untuk memastikan apakah kamu mengalami insomnia akibat kecemasan, berkonsultasilah dengan dokter atau spesialis.
Cara Mengatasi
Kabar baiknya, ada banyak langkah yang bisa kamu ambil untuk mengatasi kecemasan yang mengakibatkan insomnia. Berikut adalah beberapa cara yang telah terbukti efektif:
1. Praktikkan Teknik Relaksasi
Metode seperti latihan pernapasan dalam, meditasi, atau relaksasi otot progresif dapat membantu mengurangi kecemasan sebelum tidur. Cobalah:
- Menarik napas dalam selama 4 detik, menahan selama 7 detik, lalu menghembuskan napas selama 8 detik.
- Mendengarkan musik yang menenangkan atau suara alam untuk menciptakan suasana rileks.
2. Ciptakan Rutinitas Tidur yang Konsisten
Tubuh manusia merespons rutinitas. Tetapkan waktu tidur dan bangun yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan. Hal ini membantu melatih tubuh untuk tahu kapan harus istirahat.
3. Batasi Penggunaan Elektronik Sebelum Tidur
Paparan cahaya biru dari layar ponsel atau komputer bisa mengganggu produksi hormon melatonin, yang penting untuk tidur. Usahakan berhenti menggunakan perangkat elektronik setidaknya 1 jam sebelum tidur.
4. Hindari Stimulan di Malam Hari
Caffeine dan nikotin dapat membuatmu lebih terjaga. Pastikan untuk menghindari kopi, teh berkafein, atau merokok beberapa jam sebelum tidur.
5. Gunakan Tempat Tidur Hanya untuk Tidur
Pastikan kamar tidur hanya digunakan untuk aktivitas tidur dan relaksasi. Hindari bekerja, makan, atau menonton TV di tempat tidur supaya otak mengasosiasikan tempat tidur dengan istirahat.
6. Cari Bantuan Profesional
Terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBT-I) adalah metode yang direkomendasikan oleh banyak dokter. Terapi ini membantu mengubah pola pikir dan kebiasaan buruk yang memicu insomnia.
Selain itu, jika kecemasanmu berat, terapis atau psikolog dapat membantumu menangani sumber stres yang mendasarinya. Memperbaiki pola tidur tidak hanya membantumu merasa lebih baik secara fisik, tetapi juga secara mental.
Tidur yang cukup akan meningkatkan kemampuanmu untuk menangani stres dan mengelola emosi dengan lebih baik. Sebagai langkah awal, coba terapkan tips-tips di atas secara bertahap.